Contoh Naskah Drama Bimbingan Konseling




BIMBINGAN DAN KONSELING
MENENTUKAN SEKOLAH LANJUTAN

 Jenis Drama      : Drama Singkat
Topik                  :BK karier
Sub topic            :Kebingungan murid untuk melanjutkan studinya
Jumlah Pemeran :3 Orang

Sinopsis Drama

Seorang siswa SD tiba tiba datang ke ruang guru BK pada waktu istirahat untuk membicarakan studi lanjutnya, siswa tersebut merasa bingung untuk menentukan pilihan sekolah SMPnya karena faktor pilihan sendiri dan faktor pilihan orang tuanya. Siswa tersebut sangat menginginkan untuk melanjutkan sekolah bersama teman-temannya di sekolah Negeri favorite, sedangkan sekolah pilihan yang telah ditentukan oleh orang tuanya adalah sekolah Negeri biasa. Karena menurut orangtuanya sekolah Negeri sama saja dan stastus sekolah Favorite pun tidak akan menjanjikan untuk kedepannya.

Klien                 : Assalamualaikum wr wb Ibu....
Konselor            : Wa’alaikumsalam, mari nak silahkan duduk.
Klien                 : Mohon maaf bu sedikit mengganggu, apakah ibu ada waktu, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan ibu
Konselor            : Iya, silahkan ada apa nak? Sebelumnya ibu minta maaf karena tidak dapat memberikan waktu konsultasi yang lama.
Klien                 : iya bu, tidak apa-apa.. terimaksih atas waktu yang telah ibu berikan, yang penting saya bisa meluapkan perasaan ini dengan ibu.
Konselor            : Baiklah kalau begitu nak, sebelumnya ibu ingin tahu siapa namamu?
Klien                 : Mega Bu.
Konselor            :Apakah ada sesuatu yang membuat Mega tampak tak bersemangat dan murung seperti ini, apa ada sesutu yang mengganjal difikiranmu nak ?
Klien                 : Iya bu, ada sesuatu hal yang membuat diri saya kacau, hari-hari yang saya hadapi ini sangat mengganggu, dan saya bingung apa yang harus saya lakukan.
Konselor            : masalah apa yang kamu alami ini? Sehingga membuat kamu kehilangan semangat dan diri kamu merasa kacau?
Klien                 : ini masalah tentang studi lanjut bu, sekarang kan saya sudah kelas 6 sebentar lagi juga saya akan (UN) Ujian Nasional. Jadi saya bingung dengan pilihan sekolah untuk saya mencari ilmu yang lebih luas bu.
Konselor            : memang kamu ingin melanjutkan sekolah dimana Mega?
Klien                 : Saya ingin melanjutkan sekolah di sekolah Negeri favorite bu
Konselor            : apakah orang tua mensetujui dengan pilihan yang kamu inginkan itu?
Klien                 : (klien sejenak terdiam menunduk kan kepalanya)
Konselor            : kok kamu diam saja nak, tak menjawab pertanyaan Ibu?
Klien                 : kedua orang tua saya tidak menyetujui saya untuk bersekolah di sekolah Negeri favorite bu.
Konselor            : kenapa? Apa alasan orang tua mu sehingga tidak menyetujui sekolah yang yang kamu inginkan ?
Klien                 : kata orang tua saya tempat menuntut ilmu itu sama saja dan dimana saja, status sekolah favorite pun tidak akan menanjikan untuk menjadi orang sukses untuk kedepannya, karena sekolah “favorite” itu hanyalah kiasan saja, untuk menjadi orang sukses dan pintar semua tegantung dan kembali lagi pada diri kita sebagai murid untuk mengasah semua ilmu yang di berikan oleh sekolah tersebut.
Konselor            : terus apa yang kamu lakukan? Sedangkan orang tuamu saja tidak mendukung pilihan sekolah yang kamu mau ?
Klien                 : saya akan bersih keras untuk tetap memohon kepada orang tua, agar dapat menyesuaikan pilihan yang sama dengan pilihan sekolah yang saya inginkan.
Konselor            : apa yang membuatmu bersih keras untuk dapat bersekolah di sekolah tersebut?
Klien                 : karena sebagian teman-temanku akan melanjutkan di sekolah Negeri favorite itu. 
Konselor            : apa karena teman-temanmu lebih banyak untuk melanjutkan sekolah di sekolah tersebut, kamu jadi mengikutinya?
Klien                 : iya bu, tetapi sekolah itu memiliki banyak fasilitas yang dapat mengasah kemampuan kita juga.
Konselor            : mengapa kamu mengikuti teman-temanmu? Sedangkan orang tuamu sudah memiliki pilihan sekolah lain? Apa kamu yakin semua fasilitas yang ada di sekolah tersebut dapat di manfaatkan dengan baik?
Klien                 : karena kita sudah berjanji untuk saling bersama-sama bu, saya yakin ini pilihan yang tepat.
Konselor            : Eeemm....jadi pilihan sekolah kamu dikarenakan faktor teman juga, bukankah berteman dan memperoleh teman yang baru akan lebih menyenangkan?
Klien                 : Iya Bu, tapi...... (Seketika Klien menundukkan kepalanya)
Bel pun berbunyi “pertanda masuk kelas” kring......kring.....kring.....
Konselor            : baiklah kalau seperti itu, bagaimana kalau kita perbincangkan ini besok lagi, karena waktu istirahatmu sudah berakhir. Sekarang kamu kembali ke kekelasmu. Dan ingat jangan patah semangat untuk terus belajar ya nak!!
Klien                 : ya bu akan saya sampaikan, terimakasih atas sarannya.
Konselor            : iya sama-sama
Klien                 : saya permisi dulu bu, Assalamu’alaikum
Konselor            : Wa’alaikumsalam wr.wb


PERTEMUAN DI HARI KEDUA


Di hari kedua Mega kembali untuk mengkonsultasikan masalahnya dengan guru BK nya karena pertemuan kemarin menurut Mega waktunya terlalu singkat sedangkan masalah yang di hadapi sekarang perlu waktu yang banyak untuk menceritakanya atau mengkonsultasikanya. Mega merasa belum puas dengan jawaban konseler kemarin.
“Mega dengan seorang teman yang dekat dengannya mendatangi ruang guru BK, pada saat sebelumnya pun mega sudah menceritakan mengenai sekolah lanjut kepada temannya”
Klien               : Assalamu’alaikum bu
Konselor          : Wa’alaikumsalam wr.wb, mari nak silahkan masuk
Klien               : iya bu, terimaksih sebelumnya
Konselor          : bagaimana keadaan mu hari ini ?
Klien               : Alhamdulillah bu, saya baik saja. Bagaimna dengan Ibu sendiri ?
Konselor          : Alhamdulillah ibu sehat, seperti yang kamu lihat hari ini di ruangan ini,    syukurlah nak kalau kamu baik-baik saja. Bagaimana dengan perasaan mu hari ini? Dan kamu dengan siapa nak?
Klien               : Alhamdulillah sudah lebih baik dari hari kemarin, yang disamping saya ini teman yang paling dekat dengan saya bu. Dia yang menjadi alasan saya kenapa ingin melanjutkan sekolah di Negeri favorite.
Konselor          : Baiklah, Ibu ingin tahu siapa nama mu nak?
                        (Menyapa konselor II)
Klien II           : nama saya Tia Bu, ya saya memang dekat dengan Mega dan kami pun bersepakat untuk melanjutkan sekolah bersama kembali bu.
Konselor          : apa kamu sudah mengetahui bahwa orang tua Mega sudah memiliki pilihan sekolah untuk Mega ?
Klien II           : Iya saya sudah mengetahuinya bu
“Tia pun tunduk dan terdiam”
konselor           : lalu bagaimana dengan orang tuamu apakah mereka menyetujui dengan pilihan sekolah lanjut mu?
Klien               : ya, orang tua saya mensetujui saya untuk bersekolah di sekolah Negeri favorite bu, karena sekolah tersebut pilihan orang tua juga.
Konselor   ”menatap ke arah mega”
Konselor          : Apa yang menyebabkan kalian ingin berada pada satu sekolah yang sama?
Klien I             : kami tidak ingin berpisah bu, kami ingin tetap berteman dan sama-sama dalam menjalani tali silaturahmi.
Klien II           : Iya Bu, apa salah jika Mega memilih pilihan sekolah yang dia inginkan?
Konselor          : Mega, untuk bersekolah di tempat yang berbedapun kalian akan tetap bersama dengan syarat kalian harus saling menjaga hubungan tali silaturahmi. Yakinlah dengan pilihan orang tuamu, karena pilihan orang tua adalah pilihan yang terbaik untuk anaknya, turutilah dan jangan khwatir dengan hubungan pertemanan kalian.
Konselor          : Tia, Mega menginginkan bersekolah di Negeri favorite pun karena teman dan bukan dari hari nuraninya. Ibu sarankan tetaplah jaga hubungan pertemanan kalian hingga kelak kalian dewasa. Biarkan mega menuruti pilihan sekolah orang tuanya.

“(Mega sambil menatap Tya)”
Klien I             : Iya Bu, mungkin memang benar pilihan orang tua adalah yang terbaik.
                        (Mega menghadap Tya) intinya kita harus menjaga tali silurahmi sampai kelak kita dewasa. Meskipun tidak lagi satu sekolah.
Klien II           : Iya Bu, mungkin karena ego kita yang ingin terus bersama-sama kita tidak memikirkan pilihan orang tua.
                        “(Tya menatap Mega)”  ya, kita harus menerima kenyataan dan tetap jaga hubungan persahabatan ini.
Konselor          : Nah begitu Nak, sekarang Nak mega turutilah pilihan orangtua, dan Nak Tya tetaplah mendukung dan saling menjaga silaturahmi ya?
Klien I dan II  : Iya baik bu..
Konselor          : Apakah masih ada yang mengganjal di hati dan fikiran kalian?
Klien I             : tidak bu, terimakasih bu setelah ibu memberi saran saya merasa lega dan saya mulai berani mengambil keputusan.
Konselor          : iya syukurlah, tetaplah berbakti pada orang tua. Bagaimana dengan nak Tya?
Klien II           : tidak bu, kami akan selalu mendukung meskipun kelak akan berbeda sekolah.
“Kring......Kring.....Kring..... Bel pertanda masuk kelas pun berbunyi”
Konselor          : Alhamdulillah syukurlah kalau begitu nak, ibu juga ikut merasa senang ketika melihat wajahmu yang kembali tersenyum lagi
“(Mega dan Tya pun tersenyum)”
Klien I             : ya bu sebelumnya saya ucapkan terimakasih yang sebesar besarnya karena ibu telah banyak membantu menyelesaikan masalah ini.
Klien II           : Iya bu terimakasih banyak
Konselor          : Iya nak sama-sama.
“(merekapun beranjak dari bangku untuk meninggalkan ruang BK)”
Klien  I            : kami masuk kelas dulu ya bu, Terimakasih.
“(Sambil berpamitan meninggalkan ruang BK)”
Konselor          : iya silahkan nak.
“(merekapun meninggalkan ruang BK dengan rasa yang lega dan percaya diri)”

Nah, demikian Contoh Naskah Drama Bimbingan Konseling.semoga bermanfaat bagi Anda yang sedang membutuhkan sebagai bahan referensi atau pembelajaran.
www.unida.ac.id

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membuat Daftar Isi Otomatis di Ms.Word

MEMBUAT RAPORT OTOMATIS MELALUI MICROSOFT EXCEL